DPD PKS PEKANBARU VS DPC SE-PEKANBARU

PEMAIN

Dimanakah Engkau Wahai Muslimin ?

Liburan berdarah di Gaza

Senin, 31 Maret 2008

Sehari Bersama Ketua MPR Hidayat Nur Wahid

Ia menyemir sepatu sendiri.
Ia memulai hari dengan bersujud. Bersarung cokelat kotak-kotak, baju koko putih, dan peci hitam, Hidayat Nur Wahid, 48 tahun, ditemani putra bungsunya, Hubaib Shidiq, 9 tahun, keluar dari kamar tidur menuju musala di samping kanan rumah dinasnya. Di musala berukuran 3 x 6 meter itu telah menunggu dua staf pribadi Hidayat yang juga akan salat subuh bersama, pukul 04.45 WIB Rabu lalu.

Pukul 05.10, seusai salat subuh, Hidayat dan Hubaib beranjak ke lantai 2 rumahnya. Di bangunan utama rumah dinas Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu terdapat satu kamar tidur utama dan dua kamar tidur anak. Di depan ketiga kamar itu ada ruang berukuran 3 x 4 meter untuk ruang keluarga. Selama 15 menit Hidayat dan Hubaib melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran di situ.

Sejak Kastian Indriawati, 45 tahun, istrinya, meninggal pada 22 Januari lalu, Hidayat menjadi orang tua tunggal bagi Inayah Dzil Izzati (kelas V Pesantren Gontor), Ruzaina (kelas III SMP Pesantren Anyer, Banten), AllaĆ¢ 'Khoiri (kelas I Pesantren Gontor), dan Hubaib Shidiq (kelas IV sekolah dasar di Pondok Gede, Bekasi). Di tengah kesibukannya sebagai Ketua MPR, guru, dan anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat berusaha menyempatkan diri menyiapkan keperluan sekolah Hubaib, satu-satunya anak yang tinggal bersamanya.

Pukul 05.55, Hidayat melepas Hubaib ke sekolah, diantar sopir keluarga mengendarai mobil pribadi Innova warna hitam. Sejak istrinya tiada, Hidayat ingin selalu melepas, nguntapke, Hubaib berangkat sekolah.

Pukul 06.00, berkaus putih, celana olahraga panjang hitam, dan sepatu putih, Hidayat menuju lapangan bulu tangkis yang jaraknya sekitar 200 meter dari rumah dinasnya menggunakan mobil pribadi Toyota Kijang LGX warna biru. Bersama staf pribadinya dan beberapa staf pribadi menteri di kompleks Widya Candra, pagi itu Hidayat main empat set langsung dengan dua kali istirahat masing-masing lima menit.

Hidayat selalu bermain cantik di tiap set. Smash dan permainan net menunjukkan kepiawaiannya bermain tepok bulu. Walhasil, pria kelahiran Klaten ini selalu memenangi pertandingan.
Bulu tangkis adalah hobinya selain sepak bola. Minimal tiap Selasa dan Rabu dia selalu menyempatkan diri memukul shuttle cock. Dia suka badminton sejak remaja. Di samping rumah orang tuanya di Kadipaten Lor RT 03 RW 08, Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten, ada lapangan badminton yang biasa dipakai keluarga dan warga sekitarnya.

Kebiasaan itu diteruskan Hidayat saat 13 tahun belajar di Madinah, Arab Saudi.
Bersama teman-teman pelajar dari Indonesia dia membuat lapangan bulu tangkis di samping kontrakan. Pukul 07.50, Hidayat menyudahi badminton. Menenteng tas raket, ia berjalan kaki menuju rumah dinasnya. Sesampai di rumah, Hidayat meminta izin kepada Tempo membersihkan diri dan bersiap-siap berangkat ke kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Dua puluh lima menit kemudian Hidayat ke lantai 2 menuju meja makan yang letaknya di bawah kamar tidur utama. Ruang makan menyatu dengan ruang keluarga, bersebelahan dengan ruang tamu dan ruang rapat.

Seperti di ruangan lainnya, di ruangan seukuran lapangan bulu tangkis ini tidak ada aksesori yang tergolong mewah. Hanya ada televisi 21 inci dan akuarium berukuran 1 x 0,5 meter yang dihuni seekor ikan arwana. Di dinding tergantung satu lukisan bunga, foto Hidayat bersama para pemimpin MPR, serta foto-foto mendiang istrinya.

Menu sarapan kali itu nasi uduk, kering tempe, ayam dan telur goreng, sambal, dan kerupuk. Buahnya jeruk dan lengkeng, minumannya jus jambu dan air mineral. Tapi Hidayat hanya mengambil kering tempe, ayam goreng, sambal, dan kerupuk sebagai teman nasi uduk. Hidayat agaknya penggemar kerupuk. Sekali makan, lebih dari tiga kali ia merogoh kaleng krupuk dari plastik itu. Ia mengaku tidak punya pantangan jenis makanan tertentu. Tapi masakan tradisional Jawa, seperti pecel, botok, sambal goreng, sayur lodeh, dan tentu saja kerupuk, paling ia gemari.

Untuk bekerja hari itu Hidayat memilih kemeja batik lengan panjang biru dengan motif kawung putih dan celana hitam. Hidayat jarang mengenakan jas. Dia lebih sering mengenakan batik, kecuali untuk acara kenegaraan yang mewajibkan jas. Hidayat mengaku tak punya merek pakaian favorit. Istrinyalah yang biasanya menyediakan pakaiannya. Batik yang ia kenakan hari itu, misalnya, bahannya dibelikan Kastian dan dijahit di Pondok Gede, dekat rumah pribadinya.

Mendiang Kastian pula yang membelikan jam tangan Tissot yang dikenakan Hidayat, juga telepon seluler Nokia--bukan Communicator. Kastian membelikannya saat berhaji, beberapa hari sebelum meninggal. "Ini kenang-kenangan terakhir almarhumah (istri saya)."

Pukul 09.10, Hidayat bersiap ke kantor PKS.
Tanpa istrinya, kini Hidayat menyiapkan sendiri semua keperluannya. Memilih baju dan celana sampai menyemir sepatu. Sepatu yang dikenakannya hari itu sepatu Bata hitam yang terletak di samping tangga menuju lantai 2. Sepatu itu sudah tak mengkilap sehingga Hidayat perlu menyemirnya dulu. Ia tidak banyak memiliki koleksi sepatu atau sandal.

Setelah bersepatu, Hidayat memeriksa semua lampu ruangan. Lampu yang tidak dipakai dimatikannya. Pukul 09.25, Hidayat masuk ke mobil Toyota Kijang LGX warna biru menuju kantor DPP PKS. Rencananya, pukul 10.00 akan ada deklarasi pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat. Karena untuk kepentingan partai, Hidayat tak menggunakan Camry, mobil dinas Ketua MPR. Hidayat duduk di kursi belakang. Di depan ada sopir dan ajudannya.

Meski pejabat negara, Hidayat jarang dikawal dan kerap bepergian tanpa voorrijder. Ia merasa aman dan nyaman tanpa mereka karena merasa tak punya musuh, sehingga tidak khawatir keamanannya terancam. Tapi, tanpa voorrijder, ditambah lalu lintas yang kerap macet, perjalanannya jadi lebih lama. Dari Widya Candra menuju Mampang Prapatan pagi itu perlu 30 menit. Di perjalanan, Hidayat sempat menunjukkan tukang potong rambut langganannya. Letaknya di deretan warung Padang dan warung Tegal di pinggir Jalan Mampang Prapatan Raya. Sebulan sekali dia potong rambut di situ. "Ongkosnya Rp 9.000 sekali cukur."

Pukul 10.00, Hidayat tiba di kantor PKS. Deklarasi ditunda karena Presiden PKS Tifatul Sembiring dipastikan datang pukul 10.30. Di situ Hidayat bertemu dengan Ketua Majelis Syura Hilmi Aminuddin, Ketua Dewan Syariah Surahman, serta pengurus PKS Jawa Barat.

Hidayat belum pernah belajar politik secara formal. Tapi ia lahir dari keluarga aktivis. Kakeknya tokoh Muhammadiyah dan Masyumi di Prambanan, Jawa Tengah. Ibunya aktivis Aisyiyah--organisasi perempuan Muhammadiyah. Dan ayahnya, meski berlatar belakang Nahdlatul Ulama, menjadi pengurus Muhammadiyah. Kastian juga penggiat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Hidayat menimba ilmu berorganisasi di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) cabang Madinah. PPI Madinah adalah salah satu organisasi yang menolak penerapan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi organisasi di masa Orde Baru. Beberapa kali petugas kedutaan dan menteri kabinet Soeharto membujuk agar PPI Madinah mengakui Pancasila sebagai satu-satunya asas organisasi, tapi tak mempan.

Hidayat kembali ke Indonesia pada 1993 dan mengajar di Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang. Ketika reformasi bergulir, bersama-sama aktivis muslim ia mendirikan Partai Keadilan. Kini, setelah berganti menjadi Partai Keadilan Sejahtera, partai yang semula hanya menerima anggota dari kalangan Islam itu mulai membuka diri untuk nonmuslim.

Tapi rekrutmen partainya, kata Hidayat, tetap taat pada jenjang pengkaderan. Untuk menentukan calon di parlemen, PKS akan melihat siapa yang akan diwakili calon itu. Jika penduduk yang akan diwakili mayoritas selain Islam, wakilnya bisa saja dari nonmuslim juga. Hidayat hanya 20 menit berada di kantor PKS. Ia buru-buru menuju gedung MPR/DPR untuk menerima delegasi dari PPI.

Pukul 11.00, Hidayat tiba di gedung MPR/DPR. Tapi tamu yang ditunggunya dari PPI batal datang. Hidayat meneruskan pekerjaan dengan memeriksa beberapa dokumen dan menekennya. Pukul 13.00, Hidayat menerima delegasi dari Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association Turki. Mereka mencari cara mempererat hubungan Indonesia dengan Turki.

Pukul 14.00, Hidayat menerima kunjungan rombongan Presiden National Endowment for Democracy Carl Gersham. Carl meminta Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi menularkan pengalamannya ke negara-negara di Timur Tengah. Hidayat menolak. Alasannya, "Rusaknya demokrasi di Timur Tengah karena sikap politik Amerika Serikat yang berstandar ganda."

Ia mencontohkan pemilu di Palestina. Khalayak, kata Hidayat, tahu pemilu Palestina sangat demokratis. Tapi karena rayuan Israel, negara-negara Barat termasuk Amerika tidak mengakui hasil pemilu itu. Menurut dia, Timur Tengah akan demokratis jika Amerika demokratis. "Jadi jangan Indonesia diminta mengajarkan demokrasi ke Timur Tengah. Mereka (Timur Tengah) melihat perilaku Amerika sendiri."

Meski banyak menerima tamu, Hidayat selalu tepat waktu untuk salat. Begitu azan berkumandang, dia bergegas berwudu. Pukul 15.25, Hidayat salat asar. Di ruangannya tersedia perlengkapan salat, termasuk peci yang bagian atasnya sedikit robek.

Pukul 15.40, Hidayat bersiap-siap kembali ke rumah dinasnya karena pukul 16.30 ia akan menerima Hanung Bramantyo, sutradara film Ayat-ayat Cinta yang lagi populer. Pukul 15.45, Hidayat memasuki Camry, mobil dinasnya. Kali ini memang untuk kepentingan tugasnya sebagai Ketua MPR. Tapi tetap tanpa voorrijder. Hidayat jarang dikawal voorrijder kecuali kalau ada acara yang mendesak segera didatangi, tak boleh telat, dan lalu lintas macet.

Untuk acara yang bisa diatur jadwalnya dan tidak mendadak, dia pergi tanpa voorrijder. "Semua tergantung bagaimana kita mengatur waktu saja." Mobil Camry dengan pelat bernomor RI-5 itu pun mengarungi samudra kemacetan bersama mobil-mobil lainnya di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Pukul 16.25, Hidayat sampai di rumah dinasnya. Sepuluh menit berselang, tamu yang ditunggu, Hanung, datang. Hidayat menyambut Hanung di ruang tamu, mengenakan baju putih bermotif kotak-kotak pendek dan celana hitam. Hanung meminta pendapat Hidayat tentang film Ayat-ayat Cinta sekaligus saran untuk film Ahmad Dahlan--pendiri Muhammadiyah--yang akan dibikinnya.

Meski hanya tiga kali menonton film seumur hidupnya, Hidayat mengkritik beberapa lafal bahasa Arab dalam adegan Ayat-ayat Cinta yang grammar-nya tidak benar. Lokasi shooting yang tidak sesuai dengan kondisi Mesir dikritik. Hidayat juga mempertanyakan mengapa Hanung menonjolkan sisi poligami dalam film itu, padahal dalam novelnya tidak.

Soal rencana membuat film Ahmad Dahlan, Hidayat menyarankan agar dalam film itu juga disinggung soal K.H. Hasyim Ashari, pendiri Nahdlatul Ulama. Menurut Hidayat, keduanya teman yang akrab dan satu guru saat menempuh pendidikan di Madinah.

Kiai Hasyim dan Ahmad Dahlan, kata Hidayat, satu kapal dalam perjalanan dari Pulau Jawa ke Arab Saudi. Meski berbeda pandangan tentang beberapa hal soal khilafiah, mereka berdua saling menghargai. Hidayat menerima Hanung selama dua jam, hingga pukul 18.35.

Pukul 18.45, Hidayat berangkat ke Warung Buncit untuk memenuhi undangan peringatan Maulid Nabi di Pesantren Assalafi Daarul Islah, Jalan Buncit Raya. Kali ini dia mengenakan baju koko putih dan celana hitam. Untuk keperluan ini dia menggunakan mobil pribadi Toyota Kijang LGX biru, tanpa pengawal dan voorrijder.

Akibatnya, dia terjebak kemacetan di Jalan Gatot Subroto, Mampang, dan Buncit Raya. Sejam lebih bertarung dengan kemacetan, Hidayat tiba di lokasi pukul 20.05. Di acara itu Hidayat sempat berceramah selama 30 menit. Pukul 21.35, Hidayat kembali ke rumah dinasnya. Perjalanan lancar karena sudah malam. Dua puluh menit kemudian Hidayat sampai di rumah dinasnya. Sebelum tidur pada 23.00, Hidayat membaca semua surat yang masuk dan menutup hari dengan membaca Al-Quran. ERWIN DARIYANTO

Sumber: Koran Tempo

Kamis, 24 Januari 2008

Perginya Sang Penyokong Da’wah Suami

Almarhumah dikenang orang-orang terdekatnya sebagai sosok perempuan yang sangat sederhana. Sekalipun suaminya menyandang jabatan sebagai ketua salah satu lembaga tinggi di negara ini, Ummi Ina tidak pernah tampil untuk menonjolkan diri. PK-Sejahtera Online: Jakarta - Usai sudah waktu yang dimiliki Kastrian Indriawati di dunia ini. Perempuan 46 tahun itu menghembuskan nafas terakhirnya di sisi suami tercinta, DR Hidayat Nurwahid, MA., Ketua MPR-RI (22/1). Ummi Ina, demikian almarhumah biasa dipanggil, dikenang orang-orang terdekatnya sebagai sosok perempuan yang sangat sederhana. Sekalipun suaminya menyandang jabatan sebagai ketua salah satu lembaga tinggi di negara ini, Ummi Ina tidak pernah tampil untuk menonjolkan diri. Di mata sahabatnya, Netty Prasetyani, Ummi Ina adalah istri yang menentramkan dan ibu yang mengayomi. ”Almarhumah tidak senang rame-rame” tutur Netty yang juga Ketua Deputi Jaringan Lembaga Wanita bidang Kewanitaan DPP PKS. ”Sepi ing pamrih, kalau bahasa jawanya” tukas Netty. Namun demikian bukan berarti kiprah Ummi Ina pun tidak memiliki arti sama sekali. Justru almarhumah memiliki peran yang demikian besar untuk menyokong kiprah da’wah suaminya yang saat ini menjabat sebagai Ketua MPR. Sebagai tamatan Mu’allimat Yogya yang juga mantan aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah tingkat nasional, manajemen keluarga demikian teratur, aku Hidayat Nurwahid di suatu kesempatan. Netty juga mengenang Ummi Ina sebagai tetangga lama yang tidak suka popularitas. Bahkan di suatu kesempatan yang mengharuskan almarhumah dengan 4 anak itu tampil di depan kamera televisi untuk membaca statemen istri pejabat publik, Ummi Ina minta bantuan Netty. Namun beberapa hari setelah dirinya tampil itu, Ummi Ina menyatakan keengganannya untuk muncul di depan publik. ”Aku gak mau diorbitkan” demikian tutur perempuan yang sebelum wafat, sempat jatuh sakit usai mengurus keperluan anak-anaknya. Wafat di Jogja International Hospital, Ummi Ina meninggalkan dua anak yang sedang belajar di pesantren dan dua anak yang sekolah di sekolah umum. Sosok yang dekat dengan anak yatim dan penyantun kaum dhuafa itu akan dimakamkan di daerah Prambanan, Jawa Tengah. Sekalipun tak banyak dikenal orang, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan istri ikut hadir bertakziyah dan menyolatkan jenazahnya di kediaman keluarganya, Kebondalam Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Sesederhana apa pun sosok Kastrian Indriawati, dialah kekuatan moral bagi Hidayat Nurwahid yang juga mantan Presiden PKS, hingga tampil sebagai negarawan yang dekat dengan masyarakat. ”Saya menjadi saksi untuk itu” kenang Netty pilu. (Humas PKS Jakarta)

Kamis, 22 November 2007

PKS dan Pilkada 2008

PKS dan Pilkada 2008infojatim.blogspot.com

AGENDA PILKADA PKS DI 2008Achmad Zakaria.

Tahun 2007 ini merupakan tahun penuh Pilkada bagi PKS, juga partai lainnya. Setidaknya ada dua pilkada yang paling menghebohkan publik di tahun 2007 ini. Yakni kemenangan PKS di Pilbup Bekasi yang hanya selisih 5 % suara, dan Pilkada Gubernur DKI Jakarta dimana PKS dikeroyok oleh 21 Partai dan kalah dengan suara 42 %. PKS juga menang di Pilwali Kota Kendari. Pada Tahun 2007 di beberapa pilkada Propinsi, Calon yang didukung PKS mengalami kekalahan, yakni di Sulsel, Kalbar, dan DKI Jakarta. Untuk Maluku Utara, sampai tulisan ini dibuat, masih belum final keputusannya. Di beberapa tempat, PKS lebih sering berkoalisi dengan partai Golkar. Walaupun begitu, partai lainnya juga pernah diajak koalisi dengan PKS.Pada tahun 2008, setidaknya ada 13 Pilkada Gubernur di 13 Propinsi yang harus menjadi perhatian PKS. dari 13 itu, Pilkada Jabar adalah Pilgub yang sangat menentukan bagi PKS, mengingat Jabar adalah lumbung suara PKS terbesar di pemilu 2004.Untuk tingkat Kabupaten/kota, ada lima daerah yang harus dimenangkan oleh PKS untuk menyempurnakan kemenangan di daerah satelit Ibu Kota Jakarta. Yakni Kab Tangerang, Kota Tangerang, Kab Bogor, Kota Bogor dan Kota Bekasi. Jika kelima daerah itu PKS berhasil menang dan menyandingkan dengan Kota Depok dan Kab Bekasi, maka PKS adalah partai pertama yang memenangi Pilkada di kawawan DEBOTABEK, istilah yang sangat terkenal dengan JADEBOTABEK. Akankah PKS berhasil dalam Pilkada tahun 2008 mendatang?Kemenganan di Pilkada adalah test case untuk kekuatan PKS di Pemilu 2009. Yang perlu dicatat adalah jika PKS mengajukan calonnya dari 'kader' PKS sendiri di posisi "satu", pasti ada kompetitor yang bersatu melawannya. Ini bisa terlihat di pilkada Kab Tangerang dan Kota Bekasi, dimana partai seperti PDIP dan Golkar bersatu melawan PKS. Mungkin di derah lain akan seperti ini. (bersambung)

Berikut beberapa list Jadwal Pilkada tahun 2008-2009

Tingkat Propinsi
1. PILGUB JABAR
2. PILGUB JATENG
3. PILGUB JATIM
4. PILGUB KALTIM
5. PILGUB SUMUT
6. PILGUB LAMPUNG
7. PILGUB SUMSEL
8. PILGUB RIAU
9. PILGUB MALUKU
10. PILGUB BALI
11. PILGUB NTB
12. PILGUB NTT
13. PILGUB DIY

Tingkat Kabupaten/Kota :
Propinsi Sumatera Barat :
1. Pilwali Kota Pariaman
2. Pilwali Kota Padang
3. PILWALI Kota Payakumbuh

Propinsi Jambi :
1. Pilbub Kab Merangin
2. Pilwali Kota Jambi

Propinsi Sumatera Selatan :
1. Pilbub Muara Enim
2. Pilbub Lahat
3. Pilbub Lubuk Linggau
4. Pilwali Kota Palembang

Propinsi Bangka Belitung :
1. Pilbub Kab Bangka
2. Pilwali Kota Pangkal Pinang

Propinsi Jawa Barat :
1. Pilbup Kab Subang
2. Pilwali Kota Cirebon
3. Pilwali Kota Bogor
4. Pilbup Kab Bogor
5. Pilbup Kab Majalengka
6. Pilbup Kab Ciamis
7. Pilbup Kab Cirebon
8. Pilbub Kab Garut
9. Pilwali Kota Banjar
10. Pilwali Kota Bandung
11. Pilwali Kota Bekasi
12. Pilbub Kab Purwakarta

Propinsi Banten :
1. Pilwali Kota Tangerang
2. Pilbup Kab Tangerang
3. Pilbup Kab Lebak

Propinsi Jawa Tengah :
1. Pilbup Kab Magelang
2. Pilbup Kab Karanganyar
3. Pilbup Kab Kudus
4. Pilbup Banyumas

Propinsi Jawa Timur :
1. Pilbup Kab Tulungagung,
2. Pilbup Kab Pamekasan,
3. Pilbup Kab Jombang,
4. Pilbup Kab Magetan,
5. Pilbup Kab Probolinggo,
6. Pilwali Kota Mojokerto,
7. Pilbup Kab Bojonegoro
8. Pilbub Kab Pasuruan
9. Pilwali Kota Malang
10. Pilwali Kota Madiun

Selasa, 13 November 2007

PKS ANZ: Lancarkan Rekruitmen dan Silaturrahim

"Kedepan insya Allah kita akan merekrut saudara-saudara kita yang ada di Australia. Selain itu berkomunikasi dengan organisasi yang ada juga sama pentingnya. Salah satu yang kita lakukan kemarin adalah berkomunikasi dengan Perwakilan NU Australi-New Zealand,“ papar Ketua PIP PKS ANZ Ir Erman Syaffebian. PK-Sejahtera Online: Ketua PIP PKS ANZ Ir Erman Syaffebian mengatakan PKS akan menghadapi tantangan yang tidak ringan.

Untuk itu, kedepan PKS di ANZ akan mengadakan komunikasi yang intensif kepada sesama warga Indonesia yang ada di Australia. "Kedepan insya Allah kita akan merekrut saudara-saudara kita yang ada di Australia. Selain itu berkomunikasi dengan organisasi yang ada juga sama pentingnya. Salah satu yang kita lakukan kemarin adalah berkomunikasi dengan Perwakilan NU Australi-New Zealand,“ papar Erman Syafebian dihadapan 100 kader dan simpatisan PKS yang ada di Australia. Erman Syafebian memberikan sambutannya dalam rangka Family Camp Pusat Informasi dan Pelayanan (PIP) PKS Australia-New Zealand, Sabtu (3/11) di Point Wolstoncroft, New South Wales, Australia. Family Camp ini merupakan rangkain acara dari Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PIP PKS-ANZ 2007, yang berlangsung sejak 2 – 4 November 2007.Selain kader PKS, acara ini dihadiri oleh ibu-ibu dan anak-anakyang datang dari Sydney dan beberapa states yang ada di Australia.Acara yang berlangsung selama tiga hari, tujuan utamanya adalah untuk rihlah keluarga dan memperat ukhuwah Islamiyah di antara para kader, simpatisan, dan pengurus PIP PKS-ANZ.Family Camp yang dilaksanakan di daerah wisata yang di kelola oleh pemerintah NSW ini, berlangsung meriah. Di isi dengan ta'aruf, outbound, pentas seni, rihlah dan di akhiri dengan acara BBQ.

(MHA/PIP PKS ANZ)Pengirim: Mohammad Yusuf Update: 13/11/2007 Oleh: Mohammad Yusuf

Jumat, 09 November 2007

Orientasi PDAM Harus Pelayanan

Ditulis Oleh : Mhd. Baha'uddin, ST
Tuesday, 02 October 2007
Pengelolaan PDAM dengan melibatkan pihak ke 3 di Pekanbaru perlu di evaluasi. Karena berkaitan dengan orientasi perusahaan. Jika melibatkan pihak ke 3, maka pelayanan yang harus di utamakan bisa bergeser. Bisa jadi keuntungan menjadi tujuan utama. Jika ini terjadi maka masyarakat Pekanbaru akan sangat dirugikan. Sabarudi, ST mencontohkan seperti di Pontianak pengelolaan air bersih dikelola oleh PDAM tanpa melibatkan pihak ke tiga dalam penyertaan modal perusahaan, sehingga pemerintah bisa memberikan pelayanan secara optimal kepada masyarakat. Selanjutnya M. Sabarudi mengatakan “Boleh saja mencari keuntungan sebagai sumbangan devisa untuk pendapatan derah, tetapi tidak tujuan utama. Tujuan utamanya tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih”.Kebutuhan air bersih adalah kebutuhan seluruh masyarakat Pekanbaru. Ini tanggung jawab pemerintah, sehingga pemerintah harus benar - benar memperhatikan masalah ini. Jangan sampai masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih karena pengelolaan yang tidak baik.

Kamis, 08 November 2007

PKS: Pembebasan Adelin Lis Ada Kejanggalan

Menurut Tifatul, Indonesia saat ini menghadapi ancaman masalah lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup sangat penting untuk diperhatikan. "Kebebasan Adelin Lis membuat suatu keprihatinan bagi kita semua," ujarnya.Surabaya - Kontroversi pembebasan Adelin Lis terdakwa kasus pembalakan hutan oleh Pengadilan Negeri (PN) Medan masih belum usai. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyesalkan pembebasan Adelin Lis, karena banyak kejanggalan yang terjadi dalam vonis bebas tersebut."Ini cukup penting dan mendapat perhatian dari kita semua rakyat Indonesia. Banyak kejanggalan yang terjadi," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring kepada wartawan disela-sela Halal bi Halal DPW PKS Jatim di Hotel Equator Surabaya, Rabu (7/11/2007).Saat ini kata Tifatul ancaman keamanan negara Indonesia sudah berubah definisinya. Di masa lalu atau zaman orde baru adalah ekstrim kanan dan ekstrim kiri. Cina menurut Tifatul ancamannya bukan lagi ideologi namun masalah energi, Amerika juga bukan lagi ideologi namun sekarang adalah terorisme. Menurut Tifatul, Indonesia saat ini menghadapi ancaman masalah lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup sangat penting untuk diperhatikan. "Kebebasan Adelin Lis membuat suatu keprihatinan bagi kita semua," ujarnya.Ketika disinggung dengan tuntutan beberapa pihak yang menginginkan Menhut MS Ka'ban mundur dari jabatannya karena dianggap melakukan intervensi dalam persoalan pembebasan Adelin Lis? Tifatul mengatakan pihaknya lebih cenderung menyelesaikan masalah tersebut melalui jalur hukum hingga Mahkamah agung."Sebab kalau saya melihat apa yang dilakukan Ka'ban, apakah betul dia melakukan ini juga sudah dikomentari oleh Pak Agung Laksono bahwa itu tidak etis dan sebagainya. Maksud saya di sini serahkan masalah ini pada hukum. Jadi jangan kemudian kita anarkis dan sebagainya," tuturnya.Yang jelas, lanjut Tifatul, pembebasan 12 orang pembalak liar yang tadinya tuduhan pembalak liar bebas, ini membuat keprihatinan. Apalagi hutan Indonesia semakin hancur."Saya kira cenderung menyelesaikan ke masalah hukum. Dan jaksa saya dorong untuk melakukan banding," imbuhnya.Dan pembebasan Adelin Lis tambahnya adalah wajah gelap peradilan Indonesia. "Hakim-hakim, polisi, jaksa Agung itu harus dibersihkan dan dibenahi," pungkasnya. (wln/ary)

Triwisaksana:Bila Bermanfaat, PKS Akan Membesar

“Akan halnya buih di pantai itu akan berlalu dengan sia-sia, akan tetapi mereka yang bisa memberikan manfaat bagi manusia dan bagi lingkungan disekelilingnya, itulah yang nanti akan bertahan di atas muka bumi ini,” tutur pria berkacamata minus ini.PK-Sejahtera Online: Sejak kelahirannya sembilan tahun yang lalu PKS telah menanamkan tujuan untuk memberikan kemaslahatan bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut di tekankan kembali oleh Ketua DPW PKS DKI Jakarta Triwisaksana pada acara Halal Bihalal di Jakarta (4/11).Dalam konteks Jakarta, kata pria yang akrab dipanggil Sani ini, membenahi ibukota merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai. Hal ini dapat terwujud bila seluruh pengurus dan kader PKS dapat meningkatkan kadar kemanfaatan di tengah-tengah masyarakat. Bila PKS sebagai partai politik dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, dirinya yakin PKS bisa bertahan dan berkembang lebih besar.“Akan halnya buih di pantai itu akan berlalu dengan sia-sia, akan tetapi mereka yang bisa memberikan manfaat bagi manusia dan bagi lingkungan disekelilingnya, itulah yang nanti akan bertahan di atas muka bumi ini,” tutur pria berkacamata minus ini, menukil salah satu ayat suci Alqur’an.Meski gagal dalam Pilkada DKI Jakarta yang digelar 8 Agustus lalu, Sani atas nama PKS berjanji akan memperjuangkan hak-hak masyarakat Jakarta di masa yang akan datang.Seluruh perjuangan pada Pilkada DKI Jakarta terang Sani, merupakan pembelajaran dan sejarah yang telah mewarnai kehidupan berpolitik di DKI Jakarta. Sebagai partai dakwah PKS akan melanjutkan cita-cita negara yang telah digariskan dalam amanat konstitusi, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan menjaga tanah tumpah darah Indonesia.Perolehan suara hampir 43 persen jelas Sani merupakan modal awal yang sangat besar bagi aktifitas sosial dan politik PKS DKI Jakarta. PKS lanjut Sani, tidak menjadikan suara dukungan masyarakat itu sebagai komoditas politik saja, tetapi merupakan sebuah amanah yang harus terus diperjuangkan, sekalipun PKS tidak menempatkan wakilnya dalam pemerintahan.Pada kesempatan itu, Sani juga memberikan apresiasi yang mendalam kepada Mantan Waka Polri Adang Daradjatun dan keluarga yang telah bersama PKS menikmati hari-hari perjuangan dalam pilkada DKI Jakarta dalam suka dan duka. “Dari awal ikatan dengan PKS adalah ikatan cita-cita antara PKS dan idealisme, ikatan hati. Maka apapun hasilnya perjuangan yang telah kita lakukan, Insya Allah Pak Adang dan PKS akan terus memperjuangkan cita-cita tersebut di masa yang akan datang,” imbuhnya. (Zalfa).

Al-Qur'an

Senandung